Pada Minggu (28/6/2020), sekitar 200 orang berkumpul di luar Paterson City Hall, New Jersey, Amerika Serikat mengibarkan bendera Palestina. Mereka berkumpul untuk memprotes rencana Israel mencaplok sejumlah lahan besar di West Bank, Palestina pada 1 Juli. Pasalnya, pencaplokan itu akan membuat warga Palestina tertindas dan menghancurkan harapan perdamaian.
Acara itu diisi dengan pidato dari berbagai aktivis dan tokoh publik setempat. Mereka membandingkan antara kebijakan anti-Palestina Israel dan ketidakadilan yang dihadapi orang kulit hitam Amerika. Mereka mengajak orang-orang untuk ikut memperjuangkan keadilan di Amerika Serikat dan tanah pendudukan Palestina.
“Kita tidak bisa duduk diam dan memaklumi status quo. Melihat hal yang terjadi, kita harus melakukan hal yang lebih baik,” kata Rania Mustafa, direktur eksekutif Pusat Komunitas Palestina Amerika di Clifton.
“Kami harus mengupayakan perubahan sistematis untuk mengakhiri penindasan dan ketidakadilan.” Demikian dilansir dari North Jersey, Senin (29/6/2020).
Pencaplokan terjadi ketika sebuah negara mendeklarasikan bahwa tanah di luar perbatasannya adalah bagian dari negaranya. PM Israel, Benjamin Netanyahu bertekad mencaplok sepertiga West Bank. Area itu meliputi Lembah Yordania yang subur dan Laut Mati utara. Jika rencana itu berhasil, wilayah Palestina tinggal 15 persen.
Pencaplokan ini membuat Israel mengepung tanah Palestina dan mengisolasinya dari perbatasan Yordania. Israel membuat sistem check point dengan membuat pembatasan perjalanan dan pemisahan jalan. Dengan sistem ini, Palestina akan kehilangan satu-satunya akses masuk dan keluar West Bank.
“Pencaplokan bukan hal baru. Ini sudah lama terjadi dan masih berlangsung. Namun, Anda berbicara mengenai pencaplokan Lembah Yordania. Ini adalah satu-satunya jendela kami dan satu-satunya pintu menuju wilayah lain,” ujar Ahmed Khatib, warga Amerika Serikat keturunan Palestina. Ia bermukim di Totowa, New Jersey.
Pria Totowa itu tumbuh besar di kamp pengungsi di West Bank. Kakeknya diusir dari desanya, Bayt Dajan di Jaffa pada 1948. Saat itu, ada 700.000 warga Palestina yang melarikan diri dan terusir karena militer ingin membangun negara Yahudi.
Ia hanya membawa beberapa barang dan berharap bisa kembali. Bertahun-tahun kemudian, dia mewariskan harapan itu ke anak cucunya. Namun, harapan itu meredup. Demikian kisah hidup Khatib.
“Mereka tidak mencari perdamaian. Yang mereka cari adalah konflik,” ujar Khatib.
Netanyahu mengatakan rencana itu akan memberi Israel perbatasan yang aman dan permanen. Sebagai ekspansionis, Israel seharusnya bertindak sekarang juga karena Trump menunjukkan dukungan terhadap pencaplokan.
Paterson merupakan rumah bagi komunitas Palestina-Amerika terbesar di Amerika Serikat. Rencana pencaplokan mencemaskan mereka yang masih memiliki keluarga di Palestina.
Orang-orang cemas pencaplokan akan memblok akses pekerjaan, lahan pertanian, dan penyitaan tanah. Akhirnya, pencaplokan akan menutup pintu masa depan cerah Palestina.
Rencana pencaplokan juga kontroversial di antara kelompok Yahudi arus utama. Mereka bisa berbalik anti Israel dan mendukung hak warga Palestina, organisasi hak sipil, dan Black Lives Matter.
“Pesan hari ini tentang kesatuan dan berdiri bersama memperjuangkan kebenaran,” kata anggota dewan Paterson, Al Abdelaziz.
Para pembicara mengatakan warga Palestina dan warga kulit hitam Amerika mengalami diskriminasi dan brutalitas polisi. Mereka memberi penghormatan untuk korban brutalitas polisi di Amerika Serikat, termasuk George Floyd.
“Ketika saudara kulit hitam kita mengalami ketidakadilan sosial yang sama seperti dialami saudara kita di Palestina, kita harus berdiri bersama mereka saling bahu membahu,” kata Abdelaziz.
“Apapun alasannya, kita akan menang sendiri. Tetap kompak, gabung dengan lingkunganmu, bicaralah pada tetanggamu, karena ini yang akan kita perjuangkan. Berjuanglah untuk mereka maka mereka akan berjuang untukmu.”
Abdelaziz gabung ke atas panggung bersama walikota Paterson Andre Sayegh, presiden dewan Maritza Davila, bupati kabupaten Passaic Assad Akhter, dan walikota Prospect Park Mohammed Khairullah.
Setelah pidato, mereka mengibarkan bendera Palestina di luar City Hall. Pengibaran bendera tahunan biasanya diadakan pada bulan Mei. Namun, acara itu ditunda akibat pandemi Covid-19.
Aktivis dari Organisasi Sipil Muslim Amerika untuk Palestina dan Arab Amerika turut memberikan dukungan. Banyak protes direncanakan termasuk satu yang ada di North Bergen pada Jumat (26/6/2020) pukul 4 sore waktu setempat di 80th Street and Bergenline Avenue yang disponsori oleh American Muslims for Palestine of New Jersey. (Al-Hanaan)
Foto: North Jersey