Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov
Sudah hampir empat bulan lamanya Rusia melakukan operasi militer spesial di Ukraina. Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menegaskan tujuan utama negaranya melakukan operasi militer tersebut.
Lavrov buka-bukaan mengenai operasi militer spesial yang dilakukan Rusia ke Ukraina dalam wawancara eksklusif bersama BBC International, Kamis (16/6/2022) waktu setempat.
“Kami tidak menginvasi Ukraina. Kami mendeklarasikan operasi militer khusus karena kami sama sekali tidak punya cara lain untuk menjelaskan kepada Barat bahwa menyeret Ukraina ke NATO adalah tindakan kriminal,” tegas dia.
Baca Juga:
- Jajal Mobil Listrik Buatan Lokal, Jokowi: Halus & Tak Ada Suaranya
- Siap-siap! Mobil Listrik Nissan Harga Rp 200 Jutaan Bakal Masuk Indonesia
- Luhut Minta Percepatan Mobil Listrik di Destinasi Pariwisata Super Prioritas
Lavrov menegaskan bahwa ada Neo Nazi di Ukraina. Oleh karenanya, Rusia bertekad menghilangkan Nazi di negara itu.
“Sangat disayangkan tetapi diplomat internasional, termasuk Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Sekretaris Jenderal PBB dan perwakilan PBB lainnya, mendapat tekanan dari Barat, digunakan untuk memperkuat berita palsu yang disebarkan oleh Barat,” kata Lavrov.
“Rusia tidak begitu bersih. Rusia adalah apa adanya. Dan kami tidak malu menunjukkan siapa kami,” ungkap dia.
Menlu berusia 72 tahun itu juga mengatakan Amerika Serikat (AS) menuduhnya mengejar narasi palsu tentang Ukraina sebagai agresor, dan bertanggung jawab langsung atas serangan Rusia sebagai anggota Dewan Keamanannya, sehingga ia dan putrinya dijatuhi sanksi Barat.
Tak hanya hubungan yang buruk dengan AS, Rusia pun mengatakan hubungan dengan Inggris juga buruk, sehingga negara tersebut masuk ke dalam daftar resmi negara-negara yang tidak bersahabat dengan Rusia.
“Saya pikir tidak ada ruang untuk bermanuver lagi karena [Perdana Menteri Boris] Johnson dan [Liz] Truss mengatakan secara terbuka bahwa kita harus mengalahkan Rusia, kita harus memaksa Rusia bertekuk lutut. Ayo, lakukan!” jelasnya.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mempermalukan dirinya sendiri di panggung dunia. Ia juga mengatakan “kita harus memastikan dia menghadapi kekalahan di Ukraina”.