Rusia Serang Pusat Perbelanjaan Ukraina
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan rudal Rusia menghantam pusat perbelanjaan yang ramai di Ukraina tengah. Di mana hal itu ketika Moskow berjuang untuk menguasai kota penting di timur.
Para pemimpin Barat pun berjanji mendukung Kyiv dalam perang selama itu dibutuhkan. Mengutip dari laman Channel News Asia pada Selasa (28/6/2022), Zelenskyy di Telegram menuliskan saat dua rudal Rusia menghantam mal di kota Kremenchuk, tenggara Kyiv terdapat lebih dari 1.000 orang berada di dalam.
Untuk mencari yang selamat, tim penyelamat menjaring melalui logam yang hancur dan puing-puing. Sementara itu Rusia belum mengomentari serangan tersebut yang dikecam oleh PBB dan sekutu Barat Ukraina ini.
Akan tetapi Ukraina dituduh oleh wakil duta besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy bahwa mereka hanay menggunakan insiden itu untuk mendapatkan simpati menjelang pertemuan puncak aliansi militer NATO pada 28-30 Juni mendatang.
Baca Juga:
- Sebar Hoaks Tentang Operasi Militer Spesial ke Ukraina, Rusia Denda Google Rp18 Miliar
- Putin Bakal Lakukan 2 Hal Ini Sebelum Bertemu Jokowi
- Tiba di Jerman, Jokowi & Iriana Dapat Sambutan Meriah
Kita harus menunggu apa yang akan dikatakan Kementerian Pertahanan kita, tetapi sudah terlalu banyak perbedaan mencolok,” tulisnya di Twitter.
Sementara itu, para pemimpin negara-negara demokrasi utama Kelompok G7 berkumpul untuk pertemuan puncak tahunan mereka di Jerman. Di mana mereka mengutuk serangan keji yang disebut oleh mereka ini.
Dalam pernyataan bersama yang di-tweet oleh juru bicara pemerintah Jerman, mereka menuliskan bahwa, “Kami bersatu dengan Ukraina dalam berduka atas korban tak berdosa dari serangan brutal ini.”
“Presiden Rusia Putin dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban,” sambung tulisan tersebut.
Para pemimpin G7, termasuk Presiden AS Joe Biden selama pertemuan puncak di Jerman mengatakan selama diperlukan dan mengintensifkan tekanan internasional pada pemerintah Presiden Vladimir Putin dan sekutunya Belarusia, mereka bakal mempertahankan sanksi terhadap Negeri Beruang Merah tersebut.