Prof. Ravik Karsidi
Staf khusus Bidang Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof. Ravik Karsidi mengungkapkan bahwa serangan siber sosial membawa perubahan besar dalam tingkah laku, pilihan, ide, opini, dan motivasi.
Menurut dia, serangan ini juga terjadi dalam media. Perubahan ini membuat pola pikir masyarakat dalam bertindak dan mempengaruhi kepercayaan masyarakat.
“Kita saat ini sedang menghadapi tantangan global. Media mainstream mulai ditinggalkan. Revolusi digital membawa perubahan dalam hitungan detik,” ujarnya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Serikat Media Siber (SMSI) ke-II di Hotel Jayakarta.
Baca Juga:
- Kerugian Lebih dari Rp2 Miliar, Perempuan Ditangkap atas Dugaan Arisan Online Palsu
- Video Nyanyi Tanpa Masker di Acara Nikahan Viral, Bupati Jember Minta Maaf
- Satlantas Polres Dairi Amankan 5 Motor Bising
Ravik Karsidi menyebut saat ini adalah abad kreatif. Berbagai sektor didorong untuk semakin kreatif, termasuk mengelola media.
“Dulu orang berangkat kerja ke kantor mengenakan pakaian rapi. Generasi sekarang bisa bekerja dari kamar, dengan penghasilan yang lebih tinggi pula,” dia menambahkan.
Ravik menambahkan era revolusi industri 4.0 dan society 5.0 menyebabkan masyarakat atau organisasi mengalami peningkatan volality, uncertainty, complexity, dan ambiguity.
Hal itu membuat beberapa tantangan seperti menurunnya kepercayaan publik dalam sistem politik, pejabat politik, institusi, dan para ahli. Kemajuan teknologi juga mengubah gaya hidup dan memporakporandakan banyak pekerjaan.
“Tuntutan terhadap pelayanan publik yang lebih baik di era digital meningat. Ada tantangan bagi birokrasi untuk menyesuaikan dengan lingkungan eksternal yang berubah amat cepat,” tegas dia.
Prof. Ravik Karsidi sendiri berkesempatan untuk memukul gong sebagai tanda pembukaan Rakernas SMSI ke-II. Dia didampingi oleh Ketua Umum Firdaus dan Sasongko selaku Dewan Pertimbangan SMSI.
Turut hadir dalam acara ini Kepala Badan Intelejen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri H. Ahmad Dofiri, Penyidik Madya Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Alfis Suhaili, dan Direktur Eksekutif SMSI Syaiful Bachri.