Naftali Bennet
Israel resmi memiliki Perdana Menteri (PM) baru. Adalah Naftali Bennet yang kini memegang jabatan tersebut setelah mengalahkan Benjamin Netanyahu dalam perolehan suara di Knesset atau Parlemen Israel.
Knesset atau Parlemen Israel menyetujui pemerintahan baru dengan suara 60 berbanding 59. Bennet sebelumnya merupakan pemimpin oposisi Yair Palid dan pemimpin ultra-nasionalis.
Usai terpilih sebagai PM baru Israel, Bennet berjanji akan menyatukan bangsa yang selama dua tahun terakhir dalam empat pemilihan mengalami kebuntuan politik. Ia juga menyebut bahwa prioritas bagi Israel saat ini adalah reformasi di bidang pendidikan, kesehatan dan pemotongan birokrasi.
Baca Juga:
- Saat Buka Puasa, Sebaiknya Tak Konsumsi 5 Makanan Ini Secara Berlebihan
- Hindari 5 Kebiasaan Tak Sehat Ini Saat Berbuka Puasa
- Catat! Ini 5 Cara Makan untuk Hindari Asam Lambung Saat Puasa
Meski demikian, penujukkan Bennet sebagai PM baru Israel tak mendapatkan tanggapan positif dari Palestina. Alasannya adalah pernyataan kontroversial Bennet beberapa waktu lalu. Kala itu, dia menyatakan tidak mengakui keberadaan Palestina.
“Kami tidak mengandalkan perubahan apa pun dalam pemerintahan pendudukan karena mereka bersatu dalam kebijakan pembunuhan dan perampasan hak-hak Palestina,” kata Juru Bicara Hamas Sami Abu Zuhri.
Juru Bicara Hamas lainnya, Fawzi Barhoum menyatakan pemerintahan baru Israel tidak akan mengubah cara pandang entitas Zionis.
“Ini adalah pendudukan dan entitas kolonial yang harus kita lawan dengan paksa untuk mendapatkan hak kita,” kata Barhoum.
Juru Bicara Presiden Palestina Nabil Abu Rudeineh mengatakan ini merupakan urusan internal Israel. “Posisi kami selalu jelas. Yang kami inginkan adalah sebuah negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.”
Kementerian Luar Negeri Palestina menjelaskan dalam sebuah pernyataan, tidak tepat jika menyebut pemerintah baru Israel sebagai pembawa perubahan. Sebab, kebijakannya tidak akan berubah dari pemerintah sebelumnya.