Jalan Bang Pitung
Nama sosok legenda Betawi, Pitung, kini telah resmi dijadikan sebuah nama jalan di Jakarta, menggantikan nama Jalan Raya Kebayoran Lama. Jalan ini terletak tak jauh dari kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat, yang merupakan tempat kelahiran Pitung.
Sebuah tanda jalan berwarna hijau yang bertuliskan “Jalan Bang Pitung” sudah berdiri tegak di tengah jalan tersebut, tepat di atas pembatas jalur dua arah. Meski tak begitu besar, tanda jalan tersebut dapat terlihat di pertigaan lampu merah Rawa Belong.
Kasudin Kebudayaan Jakarta Barat, Ahmad Syaropi mengatakan, nama jalan tersebut diubah berdasarkan arahan Gubernur Anies Baswedan terkait pengubahan nama-nama jalan menjadi nama tokoh yang berjasa di Jakarta.
Baca Juga:
- Inilah 5 Gunung Terindah di Indonesia
- Desa Coal, Menikmati Sensasi Alam dan Budaya Desa yang Memanjakan Mata
- Tak Hanya di Mesir, Di Sudan Ternyata Ada Piramida Lho
“Jangan biarkan nama-nama yang sudah berjasa di kita ini dilupakan, kita perlu teladan dan contoh baik dari orang-orang sebelum kita,” katanya.
Dia mengatakan pencanangan nama pahlawan menjadi jalan bermula dari gagasan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengimbau masyarakat dan jajarannya untuk menghormati jasa para pahlawan.
Gagasan itu berlanjut ke realisasi penggantian nama jalan di wilayah Jakbar menjadi nama pahlawan. Dia mengatakan ada beberapa nama pahlawan yang diusulkan untuk diabadikan sebagai nama jalan.
“Ada nama Guru Madjid sama Guru Makmun, Juned Al Batawi. Mereka yang menyebarkan agama Islam di wilayah Betawi,” ucapnya.
Kemudian masyarakat juga mengusulkan nama Pitung untuk menjadi nama jalan. Usul itu disampaikan kumpulan sanggar silat yang ada di kawasan Rawa Belong.
Pitung diusulkan oleh banyak sanggar silat yang ada di Rawa Belong. “Ada sekitar 15 sanggar silat di wilayah itu,” kata dia.
Legenda Si Pitung
Jalan Bang Pitung
Dikutip dari laman resmi Mitra Museum Jakarta, Rabu (22/6/2022), Si Pitung merupakan sosok legendaris orang Betawi dari Rawa Belong yang jago bela diri.
Menurut versi resmi pemerintah kolonial Belanda, Si Pitung, yang memiliki nama asli Ahmad Nitikusumah, dikenal sebagai perampok yang ulung.
Ia memilih jalan sebagai perampok karena saat berumur 15 tahun hewan dan ternak milik orang tuanya dirampas oleh orang Belanda dan Tionghoa. Hal ini membuatnya sakit hati dan dendam kepada orang-orang kaya.
Sejak saat itu, Si Pitung berguru ke sebuah perguruan silat pimpinan Haji Naipin, yang beralamat di Rawa Belong, Jakarta Barat.
Perguruan tersebut bernama Pituan Pitulung yang disingkat menjadi Pitung (Sumber: Kitab Al Fatawi). Di sanalah Ahmad Nitikusumah mendapat julukan sebagai Si Pitung. Julukan ini diberikan karena dia merupakan orang yang paling jago, paling lihai, dan paling sering melawan Belanda.
Meski dikenal sebagai perampok, Si Pitung tidak mengambil semua harta perampokan. Ia membagikan hasil rampokan yang kepada rakyat kecil yang ditemuinya. Oleh karena itu, Si Pitung dianggap pemberontak oleh Belanda yang harus ditumpas, tetapi menjadi pahlawan bagi orang-orang Betawi.