Apple
Pandemi Covid-19 meluluhlantakkan ekonomi dunia dari berbagai sisi bisnis. Meski demikian, beberapa perusahaan ini justru menjadi lebih besar. Mengapa?
Beberapa perusahaan teknologi seperti Apple, Microsoft, Amazon, Alphabet, Facebook, Tesla, dan Nvidia justru bertambah besar selama pandemi Covid-19.
Perusahaan-perusahaan besar Facebook, Apple, Microsoft dan induk Google Alphabet semuanya melaporkan pendapatan yang lebih tinggi bahkan ketika mereka menghadapi pengawasan ketat dari regulator antimonopoli atas dominasi mereka yang semakin besar di sektor-sektor ekonomi utama.
Amazon mengatakan bahwa laba kuartal kedua melonjak 48 persen dari tahun lalu menjadi 7,8 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Semakin banyak konsumen beralih ke Amazon selama pandemi untuk mendapatkan segalanya mulai dari tahu hingga kertas toilet. Divisi cloud computing juga tumbuh untuk membantu bisnis dan konsumsi tetap terhubung.
Baca Juga:
- 5 Rekomendasi Pantai Terindah di Pulau Jawa Pilihan MyCity
- Pesona Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Maluku Utara
- Desa Torosiaje, Kampung Indah di atas Teluk Tomini
Awal pekan ini, Apple mengatakan labanya pada kuartal yang baru saja hampir dua kali lipat di tengah membaiknya belanja konsumen dan tumbuhnya rasa optimisme saat karantina wilayah pandemi mereda.
Pendapatan dari penjualan iPhone melonjak sekitar 50 persen. Apple membukukan peningkatan untuk layanannya seperti pembayaran digital, musik, televisi streaming dan gim.
Sementara itu, Facebook melaporkan labanya berlipat ganda pada kuartal yang baru-baru ini berakhir karena iklan digital melonjak.
Induk Google Alphabet melaporkan laba kuartalan yang hampir tiga kali lipat, karena uang mengalir dari iklan di mesin pencari dan platform video YouTube. Pendapatan di platform berbagi video global mencapai 7 miliar dolar AS, naik dari 3,8 miliar dolar AS yang diperoleh selama periode yang sama satu tahun sebelumnya.
Analis Techsponential Avi Greengart mengatakan kepada AFP bahwa pekerjaan hybrid, hiburan online dan belanja internet sekarang menjadi fakta kehidupan.
“Ini adalah tren menyeluruh yang dipercepat oleh pandemi tetapi tidak akan hilang,” ujarnya.
Apple (+30%)
Apple
Terlepas dari banyak masalah rantai pasokan yang mengganggu produksi produk-produk penting seperti iPhone, Apple berhasil menghabiskan tahun 2021 dengan langkah stabil menuju kapitalisasi pasar US$ 3 triliun.
Saham perusahaan tumbuh 30% sepanjang 2021, menambahkan US$ 659,8 miliar ke kapitalisasi pasarnya. Hal ini membuat Apple tetap menjadi perusahaan paling berharga di dunia dengan nilai sekitar US$ 400 miliar.
Microsoft (+50%)
Microsoft
Perusahaan teknologi yang didirikan oleh Bill Gates telah menjadi bintang dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatkan fokusnya pada teknologi komputasi awan. Pada tahun 2021 saham Microsoft melonjak 50%.
Kapitalisasi pasar perusahaan melewati ambang US$ 2 triliun untuk pertama kalinya pada bulan Juni lalu dan akan melampaui Apple untuk menjadi perusahaan pertama yang bernilai US$ 3 triliun.
Alphabet (+65%)
Alphabet
Perusahaan induk Google ini berhasil mencapai penilaian kapitalisasi sebesar US$ 2 triliun pada awal November, kurang dari dua tahun setelah melewati nilai US$ 1 triliun pada Januari 2020.
Saham perusahaan ini meningkat 65% tahun ini, dengan Alphabet melaporkan peningkatan pendapatan iklan 43% dalam laporan pendapatan terakhirnya. Hal ini membuat mereka dengan mudah mengalahkan perkiraan analis untuk profitabilitas.
Selain itu, peningkatan saham perusahaan ini juga didukung oleh ketergantungan konsumen pada produk dan layanan digital Google selama pandemi.
Amazon (+6%)
Amazon
Saham Amazon sempat mengalami naik-turun bak roller coaster pada tahun 2021. Namun sepanjang tahun ini, nilai dari saham perusahaan naik 17% dari awal tahun.
Meskipun perusahaan bergulat dengan pertumbuhan penjualan yang melambat karena pembeli kembali ke toko dan masalah rantai pasokan membatasi ketersediaan beberapa item, Amazon masih melaporkan pendapatannya sebesar US$ 110,8 miliar pada kuartal terakhir.
Tesla (+58%)
Tesla
Sepanjang 2021 Tesla berhasil meningkatkan kinerja sahamnya yang memukau sejak 2020. Sahamnya tumbuh lebih dari lima kali lipat menjadi salah satu nama terpanas di Wall Street dan menjadikan CEO Elon Musk orang terkaya di dunia.
Sepanjang tahun ini saham Tesla tumbuh 46%, dan perusahaan itu berhasil melewati kapitalisasi pasar US$ 1 triliun untuk pertama kalinya. Dengan ini, Tesla telah berhasil melampaui Toyota dan membuat perusahaan itu menjadi pembuat mobil paling bernilai kedua di dunia.
Meta (+20%)
Meskipun kinerja Meta saat ini kurang dari sasaran, namun induk dari Facebook ini juga berhasil memasuki kapitalisasi pasar sebesar US$ 1 triliun pada awal tahun ini. Tahun ini perusahaan tersebut mengalami banyak cobaan dan penuh gejolak.
“Terlepas dari kebisingan, monetisasi Facebook dari miliaran penggunanya terus terjadi dengan kecepatan tinggi,” kata Ives.