Dunia Fantasi
Dunia Fantasi (Dufan) merupakan tempat wisata hiburan di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara dan memiliki banyak wahana permainan serta sebagai kawasan edutainment. Dunia Fantasi merupakan theme park pertama di Indonesia layaknya Disney Land, Universal Studios atau Trans Studio.
Saat berkunjung ke Dufan Ancol, pengunjung akan merasakan tema-tema bernuansakan Indonesia, Jakarta, Asia, Eropa, Amerika, Yunani, Hikayat, dan Kalila. Dunia Fantasi Ancol dibuka untuk umum pada tahun 1985 dan hingga saat ini masih terus menambah unit wahana permainan dan kawasan bertematik.
Sebagai tujuan wisata untuk keluarga, terutama di musim liburan anak sekolah, Dunia Fantasi juga cocok untuk pengunjung yang ingin merasakan keseruan hiburan bermain di wahana permainan, menonton parade dan atraksi serta berpetualang menyusuri berbagai kawasan bertematik di Dufan.
Baca Juga:
- Mahfud MD: Pemerintah Mulai Pindah ke IKN Juli 2024
- Sejarah Jakarta Selatan, Kota Administratif Terkaya di Jakarta
- Melihat Komunitas Sastra di Kota Bekasi
Berikut MyCityy telah merangkum berbagai fakta unik mengenai Dufan yang pastinya Cityzen belum mengetahui.
Peran komponis Sudharnoto
Saat pertama kali memasuki area depan Dufan, biasanya pengunjung akan disambut dengan lagu tema Dufan yang ikonik dan menyambut kedatangan wisatawan. Terus digunakan sejak pertama kali berdiri hingga saat ini, nyatanya banyak yang mengaku sudah lekat dengan lagu Dufan.
Menjadi lagu yang di saat bersamaan menciptakan kenangan bermain di taman hiburan sejak tahun 1980-an, beberapa orang bahkan mengaku jika lagu tema tersebut telah menjadi simbol yang kerap kali membuat mereka ingin kembali berkunjung ke taman hiburan satu ini.
Tak terlepas dari kepopuleran lagu dufan, ternyata ada sosok berpengaruh yang berperan besar sebagai penciptanya, yakni Prohar Sudharnoto, seorang komponis yang juga menggubah lagu Mars Pancasila menjadi lagu yang saat ini dikenal dengan judul Garuda Pancasila.
Berasal dari Kendal, sosok komponis yang telah wafat pada tahun 2000 tersebut juga menciptakan berbagai lagu untuk setiap tema area atau wahana yang ada di Dufan. Sudharnoto mengaransemen lagu berjudul Harapan Suci ciptaan Teddy Darmanto, yang kemudian menjadi lagu untuk wahana istana boneka yang masih ada dan menjadi favorit hingga saat ini.
Lain itu ia juga menciptakan lagu tema atau suara latar belakang untuk wahana Balada Kera dan Puri Misteri, yang saat ini sudah tidak beroperasi dan digantikan dengan wahana lain.
Asal usul istilah ‘Segede Gaban’
Di masa kini, ada beberapa orang yang kerap menggunakan istilah unik untuk mendeskripsikan sesuatu, salah satu yang populer adalah istilah ‘segede gaban’ yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu berukuran besar.
Rupanya, istilah tersebut juga memiliki kaitan dengan Dufan. Lebih tepatnya, di sekitar tahun 1990-an, Dufan membangun sebuah patung robot setinggi 10 meter yang dikenal sebagai Robot Gaban. Bukan nama sesungguhnya, patung yang dimaksud sendiri merupakan karakter dari film asal Jepang bernama Space Sheriff Gavan, yang populer di kalangan anak-anak Indonesia kala itu.
Saat dipajang, otomatis titik patung tersebut kerap menjadi lokasi foto favorit bagi anak-anak dan keluarga yang berkunjung ke Dufan. Penyebutan Gaban sendiri disebut disebabkan karena orang Jepang sulit melafalkan huruf ‘V’ dan akhirnya menggantinya dengan huruf ‘B’.
Sejak saat itu, istilah segede gaban banyak digunakan oleh berbagai kalangan hingga sekarang. Meski wujud patungnya sudah tidak ada, namun istilah tersebut tetap dikenal hingga saat ini.
Jejak wahana Puri Misteri dan Rama Shinta
Ada berbagai jenis wahana di Dufan yang masih berdiri dengan kokoh dan jadi favorit hingga saat ini, salah satu seperti yang disebutkan di atas adalah wahana Istana Boneka. Namun ada juga wahana yang sudah tidak beroperasi, dan di kalangan pengunjung atau masyarakat muncul berbagai rumor misteri mengenai tragedi penutupannya.
Salah dua wahana yang dimaksud adalah Puri Misteri dan Rama Shinta. Awalnya Puri Misteri lebih dulu dibuka dan kemudian mengalami kebakaran pada tahun 1990-an. Setelah itu, lokasinya digantikan oleh wahana Rama Shinta yang juga berhenti beroperasi karena kembali terbakar di tahun 2001.
Meski tak menimbulkan korban jiwa, waktu itu disebutkan kalau kerugian yang dialami akibat kebakaran mencapai Rp10 miliar. Kini, titik lokasi dua wahana yang ditutup karena kebakaran tersebut telah digantikan dengan wahana Ice Age yang dibuka pada tahun 2014, dan kabarnya membutuhkan biaya sekitar Rp200 miliar dalam pembangunannya.