Pahlawan Covid-19
Indonesia kini dihantui pandemi bernama Virus Covid-19. Dampaknya pun amatlah besar. Banyak orang terdekat yang positif kemudian meninggal dunia. Banyak pula usaha yang harus gulung tikar sehingga menimbulkan banyak pengangguran.
Di tengah histeria massal akibat pandemi Covid-19 ini, masih saja banyak orang yang mencoba mengambil kesempatan dalam kesempitan. Misalnya, menimbun alat-alat kesehatan yang dibutuhkan dan kemudian menjualnya dengan harga mahal. Ada pula pihak-pihak yang tak bertanggung jawab yang mengkorupsi dana bantuan sosial untuk masyarakat.
Meski demikian, ada pula beberapa orang yang tergerak hatinya untuk membantu sesama di masa pandemi Covid-19 ini. Meskipun mereka juga mengalami kesulitan, mereka tak segan-segan mengulurkan tangan untuk membantu sesama.
MyCity menyebut mereka sebagai para pendekar Covid-19. Pendekar pertama adalah dari bidang kesehatan. MyCity memilih sosok Ronald Angga Poernama.
Ronald Angga Poernama
Dia adalah pria berusia 34 tahun yang tinggal di Cikupa, Tangerang. Dia merasa miris dengan harga tabung oksigen yang melambung tinggi di masa pandemi Covid-19 ini.
Dia kemudian membeli 20-an tabung oksigen menggunakan dana pribadi dan dipinjamkan pada siapa saja yang sedang darurat butuh menggunakannya. Syaratnya tak sulit, si peminjam cukup menunjukkan foto KTP saja.
Ada juga Adib Budiono, Ketua Yayasan Sahabat Difabel, Jepara. Di masa pandemi ini, ia berinovasi membuat masker untuk tunarungu agar mereka lebih mudah dalam berkomunikasi.
Tak hanya itu, ia pun merangkul anggota-anggota yayasannya, para difabel di wilayah Jepara, untuk bersama-sama membuat produk seperti minuman sehat dari rempah-rempah, hand sanitizer, hingga produk kebersihan.
Untuk perihal pemakaman Covid-19, ada pahlawan bernama Badar Roedin, Kepala Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Dia mewakafkan tanah pribadi seluas 1.700 meter persegi untuk dialihfungsikan sebagai tanah makam untuk jenazah Covid-19.
Badar Roedin
Badar mempersilakan siapa saja korban Covid-19 yang meninggal dunia dan ditolak di pemakaman warga, bisa dikebumikan di tanah miliknya secara gratis.
Tak hanya mewakafkan tanah, sebelumnya Badar juga diketahui kerap menggunakan sebagian honor yang ia miliki sebagai seorang kepala desa untuk memenuhi kebutuhan penanganan Covid-19 di daerah Talunombo. Ia pun pernah menghibahkan gaji sebulan penuh untuk Satgas Covid-19 guna membeli disinfektan, hand sanitizer, hingga mencetak banner untuk kebutuhan edukasi dan sosialisasi.
Dari Bogor, ada mantan sopir taksi bernama Ardi Novriansyah, yang menjadi sukarelawan pengemudi ambulans dan bertugas menjemput jenazah pasien Covid-19.
Selama pandemi, ambulans memang banyak dicari-cari, baik untuk mengantar-jemput pasien Covid-19 ke rumah sakit ataupun mengantarkan jenazah ke pemakaman. Ardi, yang berusia 41 tahun, seringkali menemukan jenazah orang yang meninggal akibat Covid-19 saat mengisolasi diri di rumah. Dalam sehari, ia bisa menerima panggilan selama 24 jam untuk mengantarkan jenazah ke pemakaman.
Untuk bidang pekerjaan, ada Endrik Yahmawan. Dia memutuskan untuk menjadi kurir barang dan membangun KurirExpress. Ia mempromosikan jasanya di media sosial dan pada Maret 2021, mulai membuka lapangan kerja hingga kini memiliki 15 orang kurir.
Dari bidang pendidikan, Ujang Setiawan Firdaus, S. Pd., seorang guru di kelas V di Sekolah Dasar Negeri 01 Purbayani, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, tahu betul bahwa murid-muridnya tak semua punya gawai, bahkan saluran televisi pun sulit ditangkap.
Ujang Setiawan Firdaus
Karena keterbatasan tersebut, ia setiap hari berkeliling rumah muridnya untuk tetap belajar tatap muka. Dengan menggunakan dana pribadi, ia mengunjungi rumah-rumah murid menggunakan motor dan membawakan kertas-kertas fotokopi buku pelajaran sekolah dasar serta sejumlah masker untuk dibagikan pada muridnya.
Itulah tadi para pahlawan Covid-19 di Indonesia. Semoga, para pahlawan ini bisa menginspirasi kita untuk bergerak dan membantu sesama agar pandemi Covid-19 di Tanah Air cepat selesai.