Ilustrasi Pertalite
Dalam Rapat Dengar Pandapat dengan Komisis VI DPR, Rabu (6/7/2022), Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menegaskan bahwa harga BBM jenis pertalite di Indonesia masih jauh di bawah harga pasar global.
Nicke menyatakan, seharusnya hargan BBM jenis Ron 90 atau setara Pertalite saat ini sudah mencapai Rp17.200. Namun, Pertamina masih menjual BBM Pertalite seharga Rp7.650.
Nicke menambahkan, penyebab melonjaknya harga minyak dunia dipicu operasi militer spesial yang dilakukan oleh Rusia ke Ukraina. Meski demikian, Nicke mengungkapkan harga BBM di Pertamina masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara lain akibat subsidi yang diberikan Pemerintah.
Baca Juga:
- Diperiksa Kasus ‘Stupa Jokowi’, Roy Suryo Penuhi Panggilan Polda Metro
- Ibu Iriana, Ibu Negara Pertama yang Kunjungi Ukraina
- Pesan Menyentuh Sri Mulyani Kepada PNS yang Dapat Gaji ke-13 1 Juni 2022
“Jadi kalau kita bandingkan harga yang ditahan dicap oleh pemerintah dengan harga keekonomian di Juli ini untuk solar ini selisih Rp13 ribu,” katanya.
Nicke juga menegaskan negara lain menjual solar seharga Rp18.150 per liter. Kendati demikian, Pertamina hanya menjual Solar seharga Rp5.150 per liter.
“Sehingga untuk setiap liter pertalite yg dibeli masyarakat, pemerintah mensubsidi Rp9.550 per liter,” dia menambahkan.
Lebih lanjut, ia mengklaim harga LPG penugasan sudah sejak 2007 belum ada kenaikan harga, sehingga masih dijual Rp4.280 per kg. Padahal harga keekonomian LPG adalah Rp15.698 per kg.
“Subsidi dari pemerintah adalah Rp11.448 per kg,” ujarnya.
Sedangkan untuk pertamax, Pertamina masih mematok harga Rp12.500 per liter meski di pasar global dijual Rp17.950 per liter.
“Kalau kita lihat untuk RON 92 (setara pertamax) ini kompetitor sudah menetapkan harga Rp17 ribu, karena memang harga keekonomian adalah Rp17.950 per liter” lanjut Nicke.
Bahkan, ia menyebut ada kemungkinan pertamax dapat disubsidi jika mengacu kepada roadmap atau peta jalan pemerintah untuk mencapai target net zero emission pada 2060.
“Subsidi BBM ada roadmap, dulu yang disubsidi premium maka masyarakat pindah ke pertalite karena pertalite lebih tinggi, sehingga emisinya bisa kita kurangi, sekarang yang disubsidi ron 90, itu pengurangan karbon emisinya besar,” Nicke memungkasi.